Seorang ibu adalah malaikat terbaik yang diturunkan oleh Tuhan kepada kita. Seorang ibu rela tersiksa selama 9 bulan untuk menjaga kita yang masih sangat lemah ini didalam kandungannya, dan berjuang diantara hidup dan mati untuk bisa melahirkan kita ke dunia.
Tapi mirisnya, cerita seperti malin kundang yang tidak mau mengakui ibunya sendiri masih sering terjadi. Mereka seolah lupa bagaimana mereka bisa lahir dan besar hingga seperti sekarang ini. Entah pendewasaan anak yang terlambat atau mereka memang menyianyiakan ibunya sendiri hingga melupakan kalau surga ada dibawah telapak kaki ibu.
Seorang ibu bernama Ding di China benar benar tidak menyangka kalau anaknya akan setega ini kepadanya. Ibu ini sengaja datang dari kampung ke kota karena mendengar kabar kalau anaknya sudah mempunyai seorang putra, sekaligus kabar gembira kalau ia sekarang sudah resmi menjadi seorang nenek.
Tapi mirisnya, cerita seperti malin kundang yang tidak mau mengakui ibunya sendiri masih sering terjadi. Mereka seolah lupa bagaimana mereka bisa lahir dan besar hingga seperti sekarang ini. Entah pendewasaan anak yang terlambat atau mereka memang menyianyiakan ibunya sendiri hingga melupakan kalau surga ada dibawah telapak kaki ibu.
Seorang ibu bernama Ding di China benar benar tidak menyangka kalau anaknya akan setega ini kepadanya. Ibu ini sengaja datang dari kampung ke kota karena mendengar kabar kalau anaknya sudah mempunyai seorang putra, sekaligus kabar gembira kalau ia sekarang sudah resmi menjadi seorang nenek.
Namun kabar kalau anaknya ini sudah mempunyai seorang anak, membuat Ding senang. Ia membuat sendiri pakaian pakaian anak yang akan ia berikan kepada puranya, ayam hidup dari kampung, mie yang sangat lezat, daging dan sekeranjang telur dengan harapan akan menyenangkan anak cucunya yang sangat ia sayangi.
Namun bukan kabar gembira yang ia dapatkan, melainkan penolakan dan pengusiran Ding dari tempat kerja sang anak. Padahal Ding sudah menunggu anaknya di tempat kerjanya hingga setengah hari.
Alasannya, karena ia merasa ibunya jelek dan tak setara dengan dirinya kini.
Benar benar anak yang tidak tahu diuntung, air mata kesedihan Ding berderai mendengar ini. Hingga akhirnya Ding kembali ke kampung halamannya dengan hati yang hancur berantakan dan air mata berderai.
Anak macam apa yang membalas cinta ibunya dengan penolakan hanya karena wajah?
Anak macam apa yang membalas cinta ibunya dengan penolakan hanya karena wajah?
Benar benar anak durhaka! Orang tua sudah melahirkan, membesarkan dengan susah payah, bahkan harus hidup menderita karena menyekolahkan hingga sukses seperti sekarang ini tapi malah menolah dan mengusir ibunya hanya karena ibunya berwajah buruk. [hello-pet]
Gara-Gara Sudah Sarjana, Anak Ini Tak Mengakui Ibunya
4/
5
Oleh
Unknown
